Selama beberapa tahun belakangan, penelitian seputar
tidur banyak dilakukan oleh ilmuwan untuk menemukan jawaban dari berbagai pertanyaan, misalnya:
berapa lama waktu yang ideal untuk
tidur, bagaimana
tidur bisa berdampak pada kita, dan mengapa banyak fenomena terjadi saat
tidur.
Berikut adalah hal-hal
yang Anda perlu ketahui tentang
tidur:
Lupakan mitos tidur 8 jam setiap malam Mitos
tidur 8-9 jam ini memang sudah menyebar luas. Namun, secara ilmiah mitos ini tidak pernah ada buktinya. Pernyataan ini juga diungkapkan langsung oleh salah satu peneliti terkenal tentang
tidur, Daniel Kripke dalam sebuah wawancara.
Dalam penelitian terbarunya, Kripke menemukan bahwa orang
yang tidur antara 6,5 jam dan 7,5 jam setiap malam memiliki umur
yang paling
lama, lebih bahagia dan paling produktif.
Menariknya lagi,
tidur lebih
lama dari 7,5 jam itu justru akan berdampak lebih buruk bagi kesehatan Anda. Tidur 8,5 jam ternyata lebih buruk daripada
tidur 5 jam, ujar Kripke.
Apa yang terjadi pada otak jika tak cukup tidur? Topik ini adalah salah satu aspek
yang paling menarik tentang
tidur. Ada pernyataan
yang berbunyi, Bekerja lembur tidak akan meningkatkan kinerja otak. Ini justru membuat Anda bodoh.
Pada kenyataannya, orang
yang tidur hanya 4 jam juga bisa sesegar dan seaktif seperti orang
yang tidur selama 7,5 jam. Hal itu juga dikuatkan oleh penelitian
yang menyatakan bahwa, orang kurang
tidur pada kenyataannya bisa memberikan dampak
yang sama persis seperti seseorang
yang tidak kurang
tidur, ketika keesokan paginya.
Walaupun kita kurang
tidur atau tidak, otak juga bisa kehilangan fokus. Jika kita mulai kehilangan fokus tetapi tidak kurang
tidur, otak kita tetap bisa mengkompensasi dan kembali meningkatkan fokus. Dan, jika kita kurang
tidur, otak kita tidak bisa kembali fokus.
Temuan utama ini menemukan bahwa otak pada orang
yang kurang
tidur bisa bekerja normal kadang-kadang, tapi sebentar-sebentar akan mengalami fenomena
yang mirip dengan mati listrik, ujar Clifford Saper dari Harvard.
Jadi, orang
yang hanya
tidur 4 jam masih bisa melakukan pekerjaan dengan baik dan sadar dengan apa
yang dikatakannya. Satu-satunya masalah adalah, orang kurang
tidur tidak memiliki kemampuan otak untuk mengarahkan agar kembali fokus setelah mereka kehilangan perhatian. Bahkan lebih buruknya lagi, orang kurang
tidur tidak sadar akan penurunan dalam kinerjanya.
Orang kurang
tidur mungkin tidak tahu pekerjaannya terganggu. Pada periode untuk menormalkan fungsi otak, mereka hanya bisa memberikan rasa aman palsu pada kompetensi dan keamanan. Pada kenyataannya, inkonsistensi otak bisa memiliki konsekuensi
yang membahayakan, ujar Saper.
ess7p33tyc:2orv6oul9tyc:v7cs9nc83/0w530w3tjuo7o2yo8o21o4s-2sli-u26or:2jkj4slk9es8y