Like Yeah

UPDATE Cara Mendownload File Cara nya Cukup mudah yaitu klik tombol Skip Ad / Lewati dan Tunggu 5 Detik .
UPDATE How To Download File His manner was easy enough that click Skip Ad button / Skip and Wait 5 Seconds .
PENTING ! KILK TOMBOL LIKE DAN SUBCRIBE MY BLOOGER DAN FOLLOW MY FACEBOOK AND INSTAGRAM . TERMIAKASIH ANDA TELAH MENGUNJUNGI BLOGGER KECIL INI �� .
IMPORTANT! CLICK LIKE AND SUBSCRIBE MY BLOG AND FOLLOW MY FACEBOOK AND Instagram. THANK YOU FOR VISITING THIS LITTLE BLOGGER �� .
Please help me weeks to promote the blogger page to purchase a .com domain please click on the button below to donate to build a mini website thank you for your attention may god bless you. amen



PembacaanAlkitab: Ibr. 8:6


Janji Allah adalah firman atau perkataan yang diucapkan Allah. Ketika Allah berbicara dan dalam perkataan‑Nya Ia berjanji akan memberi, melakukan, atau menjadi sesuatu bagi kita, itu barulah janji. Perkataan janji Allah itu dijamin dengan kesetiaan-Nya (Ibr. 10:23; 11:11). Kesetiaan Allah merupakan garansi atas apa yang Ia katakan sebagai janji.

Perjanjian Allah ditetapkan berdasarkan janji Allah (8:6). Dalam Alkitab, setelah Allah membuat janji, Ia memeteraikannya dengan sumpah. Ia bersumpah demi ke‑Allahan‑Nya, agar janji‑Nya dikukuhkan. Bila janji itu telah dikukuhkan dengan suatu sumpah, maka segera menjadi perjanjian, perjanjian yang dimeteraikan Allah. Ibrani 6:16 mengatakan bahwa sumpah itu suatu pengukuhan yang mengakhiri segala perbantahan. Bila janji‑janji itu dikukuhkan dengan sumpah Allah, janji itu tidak dapat diubah, tidak mungkin pula disesalkan atau diganti.

Setelah Allah membuat janji‑janji dalam Perjanjian Lama, mengukuhkan‑Nya dengan sumpah‑Nya (Kej. 22:16-18; Mzm. 110:4), Tuhan Yesus datang dan menggenapkan semua janji Allah itu. Dengan pekerjaan Tuhan di bumi ini, setiap hal dalam janji Allah telah menjadi fakta yang sudah genap. Sebagai contoh, dalam Yeremia 31 Allah berjanji akan mengampuni dosa‑dosa kita. Tuhan Yesus telah melaksanakan hal ini, yakni melalui menjadi kurban penebusan bagi dosa‑dosa kita di atas salib, sehingga tergenaplah janji Allah itu. Sebelum Tuhan Yesus mati di atas salib, hal ini hanya merupakan suatu janji; namun, setelah Tuhan mati di atas salib, janji ini telah menjadi satu fakta yang genap. Karena itu, pengampunan dosa‑dosa tidak lagi berupa janji, melainkan berupa fakta sejarah yang telah genap. Oleh kematian dan darah yang ditumpahkan‑Nya, perjanjian yang dijanjikan Allah telah ditetapkan menjadi perjanjian baru (Ibr. 9:18‑23; Mat. 26:28; Luk. 22:20). Melalui kematian‑Nya itu, maka semua janji telah menjadi fakta yang telah genap.

Setelah kematian dan kebangkitan‑Nya, Tuhan naik ke surga, dan meninggalkan perjanjian yang digenapkan dengan kematian‑Nya kepada kita. Ketika Ia meninggalkan perjanjian itu kepada kita, perjanjian itu segera menjadi suatu wasiat, yaitu wasiat baru yang diwariskan kepada kita (9:16‑17). Dalam wasiat ini, fakta‑takta yang telah genap tidak lagi menjadi sekadar fakta, tetapi semuanya telah menjadi warisan. Melalui kematian dan kebangkitan Tuhan, semua janji telah digenapi dan menjadi fakta yang telah genap. Setelah Tuhan meninggalkan perjanjian yang baru ini kepada kita, perjanjian ini segera menjadi suatu wasiat, suatu surat wasiat, yang berisi semua fakta yang telah genap sebagai warisan kita. Karena segalanya telah digenapkan‑Nya, Ia lalu naik ke takhta di surga, di sana Ia duduk dengan penuh perhentian. Sebagai Imam Besar kita yang di surga, Tuhan adalah Penjamin perjanjian yang baru yang lebih mulia itu (7:21‑22).

Untuk menetapkan wasiat baru diperlukan empat langkah : pertama, firman Allah; kedua, janji Allah; ketiga, perjanjian yang baru; dan keempat, wasiat baru. Kita tidak lagi hanya memiliki firman Allah, janji Allah, dan perjanjian yang baru, kita pun memiliki surat wasiat baru. Alkitab adalah surat wasiat, yang telah dikatakan, dijanjikan, dan digenapkan, bahkan juga telah diwariskan. Tidak hanya demikian, dalam kebangkitan‑Nya, Tuhan telah melaksanakan apa yang telah Ia wariskan itu. Kita cukup berterima kasih atas segala warisan‑Nya. Bila kita ingin menerima warisan‑Nya, bukalah diri kita sepenuhnya kepada‑Nya, agar Ia dapat melaksanakan apa yang hendak dilaksanakan, yakni menghasilkan reproduksi massal dari model standar Putra sulung, untuk menjadi ekspresi korporat Allah. Inilah visi surgawi yang perlu kita nampak.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 41
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan masukan email anda dibawah ini dan tentu saja gratis, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Yoko Cyber Pekalongan ( Felix Liem ) - INFO BISNIS ONLINE TERPERCAYA FREE DOWNLOAD VIDEO,MP3

Warning !!!
=> Mohon memberikan komentar yang sopan dan ramah,
=> YOKO LIEM berhak menghapus komentar spam, komentar yang berisi link, atau komentar yang tidak senonoh,
=> YOKO LIEM sangat menghargai keramahan komentar Anda,
=> YOKO LIEM akan berusaha untuk menanggapi komentar Anda dan mengunjungi balik,
Terima kasih sudah berkunjung ^_^

`````Jika anda tidak belajar mencintai diri sendiri terlebih dahulu anda tidak bisa mencintai orang lain`````